Skip to main content

Mendadak Calistung

Setelah uring2an karena rasanya susah sekali mengajarkan apa2 ke raika (baca curhat saya disini), saya memutuskan untuk mulai mengajar calistung. Mendadak banget yah? he3. Soalnya sudah 5 tahun, mulai April tahun ini masuk TK besar dan tahun depan mulai SD. TK Raika modelnya main bebas tanpa ada belajar sama sekali. Jadi saya resah dan gelisah, jangan2 nanti masuk SD Raika gak bisa duduk tenang mendengarkan pelajaran dari Ibu Bapak Guru, selama minimal 45 menit!


latihan menulis menggunakan print-out dari internet,
dimasukkan ke card holder plastik, ditulis menggunakan spidol
 supaya bisa dipakai berulang-ulang
Jadilah saya mulai latihan di rumah, mulai dari belajar membaca abjad. Kalau huruf hiragana, huruf latin, huruf arab dan angka siy sudah kenal karena alhamdulillah banyak mainan di rumah, maupun game di internet yang mengajak anak belajar sambil bermain. Tapi kan gak selamanya harus melulu bermain supaya bisa belajar, secara kadang2 banyak mainnya tapi gak banyak yang nyantol. Plus saya juga jadi capek he3.
buku belajar membaca dan bahasa Indonesia
oleh-oleh mudik tahun lalu


Sementara yang saya ajarkan adalah bahasa Indonesia, agama Islam (termasuk belajar Iqra) dan bahasa Inggris. Bahasa Indonesia diajarkan menggunakan permainan sekolah2an, saya Ibu Guru dan Raika muridnya (bubar sekolah Indonesa gantian sekolah Jepang, saya jadi murid Raika jadi Sensei he3). Sementara materinya hanya belajar membaca, mengenal hari dan tanggal, cuaca, dan waktu dalam bahasa Indonesia. Alhamdulillah kelar buku belajar membaca, sekarang masuk buku bahasa Indonesia kelas 1.


lapbook Rukun Iman
Buku absen Iqra, menggunakan diary 2014 dan cute stamp 100 yen
Pelajaran agama Islam mulai dari rukun Iman, yang sudah lamaaaaa sekali saya ajarkan pelan2 melalui dongeng. Sekarang diajarkan lewat prakarya membuat lapbook Rukun Iman yang rencananya bisa terus diapdet sampai Raika mulai bisa mencari informasi sendiri. Iqra juga sebenarnya sudah mulai dari usia 3 tahun, dipadu metode taghona, tapi terus mandek karena Raika bosan. Memulai Iqra dari awal, malas-malasan bahkan kadang hanya membaca satu kata saja, tapi saya usahakan konsisten setiap hari. Alhamdulillah, walaupun pace-nya lambat, sekarang Raika belajar Iqra dengan gembira, biasanya pagi sebelum berangkat sekolah.

Belajar bahasa Inggris yang benar2 mulai dari nol. Menggunakan buku ini, tapi ternyata hanya tahan beberapa hari. Saya putuskan berhenti mengajarkan bahasa Inggris. Raikanya kelihatan terpaksa, sayanya juga bosen (cara mengajar buku ini saklek Mak!), dan mengganggu kemampuan membaca bahasa Indonesia yang baru aja tumbuh. Suka miris kalo inget Raika membaca PADI menjadi PADAY, atau CABE dibaca KEIB! Akhirnya saya cuma menghibur diri, toh kalau sedang main scrabble setidaknya sambil belajar juga kaaan!


alat bantu belajar angka dan berhitung
Terakhir, saya meminta ayah Raika mengajar matematika. Konon suami saya itu usia 3 tahun sudah bisa perkalian 9 lho! Ternyata tidak mudah. Saya perhatikan suami saya berganti metode beberapa kali, sekarang malah kelihatan sibuk mengajari shogi (catur Jepang) dan merangkai LEGO. Pengenalan angka dan logika matematika cukup melalui permainan sehari2, misalanya main supermarket dan Raika jadi kasirnya (ini mah permainan favorit atuh!). Soroban sederhana juga cukup menarik minatnya, bukan buat berhitung tapi membuat macam-macam pola dari sini.



Membuat tulisan ini saya merasa cukup lega, ternyata ada juga perkembangan dalam sebulan ini, dan saya masih punya waktu satu tahun kedepan untuk menyiapkan Raika untuk masuk SD. Mudah2an nanti Raika tidak kaget dan minggat dari sekolah karena bosen belajar (konon lumrah terjadi pada anak yang tidak "disiapkan" oleh orangtuanya dari rumah sehingga tidak mengerti penjelasan guru) dan membuat para guru putus asa karena harus sibuk menarik perhatiannya hanya supaya bisa belajar bersama. Sekarang tinggal bagaimana supaya bisa KONSITEN, gak cepet bosen dan balik kanan bubar jalan.

Comments

  1. Wah, ide bagus jg nih mbak Nyai.. Makasih ya mbak... Hehe

    ReplyDelete
  2. sama2 mbak Yuli...sekalian tolong disempurnakan yaaaa :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Youkan atau Dodol Jepang

Homemade Mizuyoukan Saat Ibu saya mengunjungi kami di Tokyo, kegembiraan beliau yang paling terasa adalah menemukan kembali makanan masa kecil. Meskipun Tokyo adalah kota metropolitan yang canggih dan gemerlap, tapi tengoklah pojok makanan tradisional mereka. Jangan kaget jika menemukan teng teng beras, opak, kue mochi, kue semprong, rambut nenek-nenek (harum manis di-sandwich semacam kerupuk renyah), kolontong ketan, gemblong dan banyak lagi. Karena saat itu musim gugur, kesemek membanjiri supermarket, Ibu saya selalu berfoto dengan gunungan buah kesukaannya di masa kecil, yang kini jarang ditemukan di negerinya sendiri. Tapi yang paling beliau sukai adalah, youkan. Beliau menyebutnya dodol. Ada banyak sekali varian youkan, tapi yang beliau sukai adalah shio youkan. Bedanya dengan dodol, kadang ada dodol yang kering, atau dodol yang agak liat. Saya sendiri suka dengan makanan tradisional Jepang, mengingatkan pada camilan kalau mudik ke Tasik saat lebaran. Masalahnya, rata-rata b

Cerita Kelahiran Raika

Alhamdulillah....akhirnya saya menjadi ibu juga. Si neng lahir hari Jumat 5 Desember 2008, Berat Lahir 3.512kg Panjang Badan 51 cm, dan kami namai RAIKA 来香 . Sayang sekali proses kelahirannya tidak mendapatkan liputan yang layak

Menyurangi Resep Ebi Furai

Salah satu makanan favorit keluarga adalah furai atau gorengan, terutama ebi furai. Biasanya kalau saya membuat stok makanan beku saya sekaligus membuat ebi furai , chicken nugget dan hamburg/burger patties . Cuma belakangan si Aa udah mulai jarang tidur siang, jadi sudah tidak bisa lama-lama mencuri waktu membuat stok makanan lagi.